Sebagai upaya untuk meningkatkan kompetensi dan integritas guru pendidikan agama, Suku Dinas Pendidikan Wilayah 1 Jakarta Barat mengadakan kegiatan sosialisasi sertifikasi guru pendidikan agama dan pembinaan moral. Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 500 guru pendidikan agama dari berbagai jenjang pendidikan, termasuk SD, SMP, SMA, SMK, SLB, hingga Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Peserta terdiri dari guru sekolah negeri dan swasta di wilayah Jakarta Barat.
Wawat Rusmanawati, Plt Kasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Sudin Pendidikan Wilayah 1 Jakarta Barat, menyatakan bahwa acara ini mengangkat beberapa tema penting, yakni sertifikasi guru agama oleh Kementerian Agama, pencegahan perundungan atau bullying, dan bahaya judi online. Tema-tema ini dianggap relevan untuk meningkatkan peran guru pendidikan agama dalam memberikan pembinaan moral dan sikap kepada siswa mereka. Sertifikasi guru agama diharapkan dapat memperkuat kemampuan dan profesionalitas guru dalam mengajar nilai-nilai agama dan membentuk karakter siswa yang berakhlak.
“Kegiatan ini sangat penting, mengingat guru agama memiliki peran besar dalam membina moral anak-anak di sekolah. Mereka harus berada di garda terdepan untuk mengajarkan nilai-nilai kebaikan, mencegah kasus bullying, dan mengedukasi tentang bahaya judi online, yang saat ini semakin marak,” ujar Wawat Rusmanawati. Menurutnya, pembinaan dan penguatan moral merupakan bagian penting dalam tugas guru agama yang tidak hanya berfokus pada pendidikan agama, tetapi juga membentuk perilaku siswa agar terhindar dari hal-hal negatif.
Menyoroti Bahaya Bullying dan Judi Online dalam Pendidikan
Pembinaan yang berfokus pada pencegahan bullying dan bahaya judi online dinilai sangat penting oleh Sudin Pendidikan Wilayah 1 Jakarta Barat. Kedua isu ini dianggap sebagai tantangan serius dalam dunia pendidikan yang perlu mendapatkan perhatian khusus. Bullying di lingkungan sekolah dapat berdampak buruk pada kesehatan mental dan psikologis siswa, sementara judi online yang semakin mudah diakses bisa menjadi ancaman besar bagi generasi muda, terutama dengan kemudahan akses melalui internet dan media sosial.
Dalam sosialisasi ini, guru diberikan pemahaman tentang tanda-tanda perilaku bullying, cara mencegahnya, serta teknik untuk mengidentifikasi siswa yang berpotensi menjadi korban atau pelaku bullying. Para guru juga diajarkan cara memberikan bimbingan kepada siswa agar menghindari praktik judi online dan memahami risiko dari kegiatan tersebut. Harapannya, guru agama dapat memberikan pendampingan yang tidak hanya bersifat pengajaran, tetapi juga bimbingan moral agar siswa mampu mengenali dampak buruk dari perilaku yang tidak sesuai dengan nilai agama dan etika.
Sertifikasi Guru Agama sebagai Upaya Meningkatkan Kompetensi
Salah satu fokus utama dari kegiatan ini adalah sosialisasi sertifikasi guru pendidikan agama oleh Kementerian Agama. Sertifikasi ini bertujuan untuk memastikan bahwa guru agama memiliki kompetensi yang memadai untuk mendidik siswa, tidak hanya dalam aspek pengetahuan agama tetapi juga dalam aspek pembinaan karakter. Sertifikasi guru merupakan upaya untuk meningkatkan profesionalitas dalam melaksanakan tugas mengajar serta mendidik moral generasi muda agar memiliki akhlak mulia.
Menurut Wawat, program sertifikasi ini diharapkan dapat memberikan manfaat besar bagi para guru agama, baik secara profesional maupun finansial, karena guru yang tersertifikasi akan mendapatkan tunjangan sertifikasi yang diatur oleh pemerintah. Selain itu, sertifikasi ini juga merupakan bentuk pengakuan terhadap kompetensi dan integritas guru agama dalam melaksanakan peran mereka.
Tanggapan Positif dari Guru Peserta
Para guru yang hadir dalam kegiatan ini menyambut baik sosialisasi dan pembinaan yang dilakukan. Salah satunya adalah Parjo, guru pendidikan agama dari SDN Kalideres 07 Pagi, yang merasa bahwa kegiatan ini sangat penting dalam memperkuat peran guru agama sebagai pendidik dan pembimbing moral siswa.
“Saya sangat mengapresiasi kegiatan sosialisasi dan pembinaan ini. Salah satu tugas utama kami sebagai guru agama adalah mendidik moral anak agar mereka memiliki akhlak yang baik dan positif, serta terhindar dari perilaku yang negatif seperti bullying dan judi online,” ujarnya. Parjo menambahkan bahwa dengan adanya kegiatan ini, dirinya merasa lebih siap untuk menghadapi tantangan dalam mendidik siswa di era digital ini, di mana akses terhadap informasi yang tidak sesuai dapat berdampak buruk pada perkembangan moral anak.
Pentingnya Kolaborasi dalam Pembinaan Moral Siswa
Dalam kegiatan ini, disampaikan pula pentingnya kolaborasi antara guru, orang tua, dan masyarakat dalam upaya membentuk karakter siswa yang baik. Guru pendidikan agama tidak hanya bertugas mengajarkan pelajaran agama, tetapi juga diharapkan mampu bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang aman, kondusif, dan positif bagi perkembangan karakter anak.
Sudin Pendidikan Wilayah 1 Jakarta Barat berharap bahwa kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran para guru akan peran penting mereka dalam menghadapi tantangan sosial di sekolah, terutama dalam hal perilaku negatif yang bisa memengaruhi siswa. Selain itu, kolaborasi ini juga diharapkan dapat memperkuat sinergi antara sekolah dan keluarga dalam memberikan pembinaan yang efektif kepada anak.
Upaya Bersama untuk Mewujudkan Pendidikan yang Lebih Baik
Kegiatan sosialisasi dan pembinaan bagi guru pendidikan agama ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, terutama dalam aspek pembinaan moral siswa. Dengan menekankan pentingnya sertifikasi guru agama, pencegahan bullying, dan edukasi tentang bahaya judi online, pemerintah berharap dapat menciptakan generasi muda yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berakhlak baik dan siap menghadapi tantangan di era digital.
Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal yang efektif untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih baik, di mana guru pendidikan agama berperan sebagai pembimbing dan teladan moral bagi siswa mereka. Melalui peningkatan kompetensi dan pemahaman mengenai isu-isu sosial yang relevan, guru pendidikan agama diharapkan dapat memberikan kontribusi yang nyata dalam membangun karakter siswa yang berbudi pekerti luhur dan siap menghadapi dunia yang semakin kompleks.