Homeschooling atau pendidikan berbasis rumah kini semakin diminati di Kabupaten Jombang sebagai alternatif bagi siswa yang membutuhkan waktu belajar lebih fleksibel. Di bawah naungan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), homeschooling menawarkan kesempatan bagi siswa untuk belajar dengan jadwal dan materi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu.
“Di Jombang, lembaga khusus yang menangani homeschooling memang belum ada, dan aturan khusus dari pusat tentang homeschooling juga belum tersedia. Oleh karena itu, kegiatan belajar menggunakan pendekatan homeschooling, tapi administrasinya ikut melalui PKBM,” kata Plh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang, Wor Windari.
Dalam homeschooling, kegiatan belajar ditentukan secara mandiri berdasarkan kesepakatan antara siswa dan keluarga. Mulai dari jadwal belajar hingga materi yang dipelajari, semuanya bisa diatur agar sesuai dengan ritme dan kebutuhan siswa. Dengan fleksibilitas ini, homeschooling menjadi solusi ideal bagi siswa yang ingin memiliki waktu belajar yang tidak terikat, serta materi yang disesuaikan.
Banyak siswa yang memilih homeschooling sejak tingkat sekolah dasar (SD) atau sekolah menengah pertama (SMP). Setelah menyelesaikan homeschooling, mereka tetap mendapatkan ijazah kesetaraan yang setara dengan pendidikan formal. Ijazah yang diberikan meliputi Paket A yang setara dengan SD, Paket B setara SMP, dan Paket C setara SMA. “Ijazah kesetaraan ini juga bisa digunakan untuk mendaftar ke jenjang pendidikan formal,” tambah Windari.
PKBM Hayala : Mendukung Pendidikan untuk Semua Kebutuhan
Salah satu lembaga yang aktif dalam penyelenggaraan homeschooling adalah PKBM Hayala. Menurut Salis Mustaqim, Founder PKBM Hayala, saat ini ada 11 siswa yang menjalani homeschooling melalui lembaganya. Delapan di antaranya adalah anak berkebutuhan khusus (ABK), sementara tiga lainnya adalah siswa non-ABK.
“Para orang tua dari anak berkebutuhan khusus ini memilih homeschooling agar dapat menangani anak mereka sendiri di rumah, dengan bimbingan dan metode yang sesuai dengan kebutuhan individu,” kata Salis. Untuk siswa non-ABK, homeschooling menawarkan kesempatan untuk merasakan kebebasan belajar dan mengeksplorasi potensi mereka sesuai minat. Homeschooling ini juga dikenal sebagai pendidikan berbasis keluarga, di mana setiap keluarga dapat merancang kurikulum yang sesuai dengan minat dan potensi masing-masing anak.
Salis sendiri memiliki tiga anak yang menjalani homeschooling. Anak pertamanya, yang saat ini setara dengan kelas 9 SMP atau Paket B, memiliki minat dalam bidang multimedia seperti fotografi, videografi, serta teknik perangkat keras dan perangkat lunak. Anak ini memilih homeschooling sejak kelas 4 SD. “Awalnya, anak saya bersekolah di sekolah formal, namun kami, sebagai orang tua, merasa bahwa selama di sekolah formal, mereka belum sepenuhnya mengenal minat dan potensi diri mereka sendiri. Maka kami memutuskan untuk memilih homeschooling. Kebetulan, ada beberapa teman yang juga ikut homeschooling, dan anak kami merasa nyaman dengan lingkungan belajar ini,” jelas Salis.
Anak kedua dari Salis juga memulai homeschooling sejak kelas 2 SD dan tertarik pada kegiatan mengajar. Saat ini, ia setara dengan kelas 6 SD dan sudah terlibat dalam kegiatan belajar mengajar untuk siswa PAUD anak berkebutuhan khusus (ABK). Anak ketiga Salis bahkan tidak pernah bersekolah di lembaga formal dan langsung menjalani pendidikan homeschooling.
Kebebasan Belajar yang Sepenuhnya Fleksibel
Para siswa yang mengikuti homeschooling juga diberikan kebebasan untuk menentukan sendiri kapan mereka ingin mengikuti pelatihan, memanggil tutor, atau mengambil kursus yang sesuai dengan minat mereka. Fleksibilitas ini memungkinkan mereka untuk fokus mengembangkan bakat dan keterampilan yang mereka miliki tanpa tekanan waktu atau jadwal yang kaku.
“Mereka mendapatkan kebebasan belajar yang sesungguhnya. Selain itu, mereka juga memperoleh ijazah pendidikan kesetaraan yang dapat digunakan kapan saja jika mereka ingin melanjutkan ke sekolah formal atau ke jenjang pendidikan lebih tinggi,” tutup Salis.